Sinopsis Film Painted Skin ~ Bahkan Siluman Pun Bisa Celaka Bila Jatuh Cinta - kompasianadetik

kompasianadetik

artikel dan berita hanya untukmu

Disponsori

Post Top Ad

Sinopsis Film Painted Skin ~ Bahkan Siluman Pun Bisa Celaka Bila Jatuh Cinta

Share This

Sinopsis Film Painted Skin ~ Bahkan Siluman Pun Bisa Celaka Bila Jatuh Cinta


Painted Skin diawali dengan adegan penyerangan kamp—atau lebih tepatnya pembantaian—suku Qiongnu oleh sepasukan tentara di bawah pimpinan Jenderal Wang Sheng. Ketika serangan berlanjut ke kamar pribadi ketua suku, sang jenderal menemukan Xiao Wei, yang setengah telanjang, meringkuk ketakutan di samping mayat si ketua suku. Tentu saja, Xiao Wei sendirilah yang membunuh si ketua suku itu. Tapi, dalam penyamarannya, ia haruslah bertingkah seperti seorang gadis-manusia. Wang Sheng yang menyadari bagaimana kondisi Xiao Wei segera menarik selembar kain untuk menutupi tubuh gadis itu. Xiao Wei yang masih meringkuk di pojokan merasa kagum dengan apa yang dilakukan oleh sang jenderal dan dari situlah dimulai garis nasib buruknya.


Xiao Wei yang mengaku sebagai anak seorang pedagang yang jadi sebatang kara akibat ulah suku Qiongnu pun akhirnya dibawa pulang ke kediaman sang jenderal dan diangkat sebagai adik oleh istrinya. Xiao Wei yang baru mengetahui bahwa sang jenderal sudah memiliki istri tentu saja merasa sebal dan cemburu. Tapi, Xiao Wei adalah siluman rubah yang sangat sabar dan perlahan menikmati kehidupan barunya sebagai manusia sambil tetap mencari kesempatan untuk mendapatkan cinta Wang Sheng.

Cerita pun berlanjut ke adegan kejar-kejaran antara para tentara dengan seorang pembunuh. Seperti halnya film-film Mandarin sejenis, Painted Skin penuh dengan adegan laga. Kung fu. Meskipun begitu, pada bagian ini saya sedikit merasakan keanehan. Pasalnya yang mereka buru—ternyata—adalah siluman. Sementara, pengejarnya adalah manusia, sekalipun mereka adalah tentara-tentara dengan kung fu yang mumpuni.


Xiao Wei ini rupanya tidak sendirian ketika berada di kota tinggal barunya. Ia bersama dengan Xiao Yi, kawannya sesama siluman. Xiao Yi ini diam-diam menyukai Xiao Wei sehingga ia mau saja menggantikan Xiao Wei berburu manusia—makanan Xiao Wei adalah hati; sementara Xiao Yi hanya makan serangga(?) Saya pun tidak tahu mengapa Xiao Yi ini tidak ikut-ikutan memakan manusia. Ia memang diceritakan sebagai siluman bunglon, dan jika dibandingkan dengan Xiao Wei, ia hanyalah siluman kecil.

Selama kedatangan Xiaowei di kediaman Jendral Sheng, banyak kejadian pembunuhan dimana setiap hati dari para korban hilang. Dugaan sementara dilakukan oleh seorang penjahat berbadan besar. Tiba-tiba datang Yong yang dulu merupakan seorang Jendral, atasan Wang Sheng dan pernah menyukai Peirong. Kedatangan Yong ke daerah tersebut bersamaan dengan Xia Bin, cucu seorang pemburu hantu yang merasakan kehadiran iblis disana.


Xia Bing hanya dipersenjatai dengan secuil ekor siluman dan sebuah belati yang tidak bisa ditarik dari sarungnya. Menurut penuturannya, cuilan ekor siluman itu berfungsi sebagai kompas yang mengarahkannya ke siluman yang telah membunuh gurunya. Cuilan ekor itu akan menyala jika berada di dekat sang siluman, dan karena cuilan ekor itu menyala di sekitar kota, ia pun memutuskan untuk tinggal dan memulai perburuannya.

Sementara, peninggalan kedua, menurut penuturannya lagi, hanya bisa dipakai oleh orang yang memiliki kepercayaan—percaya bahwa senjata itu memang sakti. Tapi, anehnya, Xia Bing sulit untuk mempercayai jika apa yang diberikan oleh gurunya itu memang senjata sakti. Pasalnya ia tidak pernah melihat bagaimana bentuknya ataupun orang yang berhasil mencabutnya. Jadi, sama seperti Pang Yong, ia pun menganggap jika benda itu hanyalah sebuah belati karatan belaka—karena berkarat, makanya tidak bisa dicabut.

Peirong pun sudah mulai curiga mengenai jati diri Xiaowei, maka ia datang menemui Yong yang saat itu berada di penginapan yang sama dengan Xia Bin. Peirong menceritakan semua kecurigaannya pada Yong, kebetulan Xia Bin juga ikut mendengar. Xia Bin pun meyakini bahwa banyaknya pembunuhan yang terjadi bukan hasil perbuatan manusia melainkan siluman. Hal ini diperkuat dengan menyalanya botol yg berisi potongan ekor siluman rubah yang akan menyala bila ada siluman atau iblis bahkan dalam jangkauan puluhan mil. Peirong sangat yakin bahwa Xiaowei bukanlah manusia, karena ia pernah melihat tangan Xiaowei terluka tapi seketika itu juga sembuh dengan sendirinya. Peirong pun pernah mencoba memberitahukan kecurigaannya kepada suaminya, tapi Wang Sheng sama sekali tidak percaya. Peirong juga pernah bertanya kepada seorang tabib yang membenarkan kecurigaannya tersebut. Tapi esok harinya tabib itu ditemukan meninggal. Maka kali ini ia meminta bantuan Yong untuk menyeledikinya.

Singkatnya, mereka kemudian menyerbu rumah jenderal dengan alasan bahwa ternyata pedagang yang dimaksud oleh Xiao Wei tidak punya anak perempuan. Tapi, Xiao Wei tidak kehabisan akal. Ia segera berlutut dan mengaku telah berbohong. Ia memang bukan anak dari si pedagang, melainkan hanya seorang pelayan. Begitu pengakuan itu dibuat Wang Sheng pun murka pada Pang Yong dan Xia Bing, tapi rupanya itu belum seberapa karena Pei Rong, istrinya, kemudian mengaku bahwa ialah yang meminta bantuan pada mereka berdua.



Pei Rong yang sebelumnya pernah berkonsultasi dengan seorang pendeta—sebelum dibunuh oleh Xiao Yi—merasa bahwa tuduhan itu benar adanya. Tapi, Wang Sheng, sayangnya, mencegah metode pengujian siluman Pang Yong. Pasalnya ia ingin memotong tangan Xiao Wei sebagai pembuktian bahwa ia memang siluman.


Akhirnya, Xia Bing pun mengutarakan beberapa uji altenatif. Pertama, dengan memeriksa tubuh Xiao Wei. Menurutnya, setiap siluman pasti punya tanda di tubuhnya yang merupakan titik untuk memakai kulit manusianya—semacam kancing ritsleting pada celana.


Mereka bertiga datang untuk menginvestigasi Xiaowei, tapi siluman itu terlalu pintar. Walaupun Wang Sheng saat itu melindunginya, Xiaowei tidak keberatan ketika Xia Bin ingin mengecek tanda siluman di tubuhnya. Mereka tidak dapat menemukan tanda tubuh tersebut. Tapi, setelah diperiksa, ternyata tubuh Xiao Wei mulus-mulus saja—adegan sensor. Karena tidak terbukti, Xia Bing menyarankan cara terakhir: mengurungnya supaya ia tidak bisa makan. Menurutnya, jika seekor siluman tidak makan setiap hari, maka akan tampak tanda-tanda penuaan pada dirinya.

Maka mereka memutuskan untuk selalu berada di samping Xiaowei untuk memastikan supaya dia tidak dapat membunuh dan memakan jantung manusia. Dengan gampang Xiaowei menyanggupi syarat tersebut karena memang bukan dia yang membunuh dan mengambil jantung para lelaki itu, melainkan iblis lain yang sudah lama menyukai Xiaowei, Xiao Yi (siluman bunglon)

Ditambah lagi, siluman lelaki itu bisa transparan jadi walaupun dengan penjagaan ketat Xiaowei bisa tetap mendapatkan supply jantung manusia untuk dimakannya. Setelah ia menyadari bahwa orang-orang mulai mencurigainya, secara terbuka ia menunjukkan wujud aslinya kepada Peirong. Terang-terangan pula ia mengatakan bahwa selama ini ia mencintai Wang Sheng dan tidak ingin hanya menjadi selir, ia ingin menjadi satu-satunya istri Jendral Sheng.

Pei Rong pun sudah kehilangan harapannya. Kecemburuannya pada Xiao Wei pun akhirnya terungkap. Para pelayan yang mengetahui kejadian itu juga mulai bergosip tentang dirinya yang dibakar cemburu hingga bersikap kejam dengan menuduh Xiao Wei sebagai siluman. Pada bagian yang dramatis ini, justru Xiao Wei-lah yang merasa marah dengan apa yang dilakukan oleh para pelayan itu. Ia bahkan meminta maaf pada Pei Rong dan memintanya untuk merelakannya menjadi istri muda sang jenderal.

Wang Sheng yang mendengar itu pun marah dan meminta Xiao Wei menarik ucapannya. Tapi, Pei Rong yang sedang bersedih, buru-buru menyetujui permintaan itu—meskipun suaminya tetap ngotot mengatakan: tidak!


Dalam kurungannya, Xiao Wei yang diawasi oleh Xia Bing, mendapatkan bantuan dari Xiao Yi yang bisa membuat dirinya tidak terlihat. Xiao Yi meninggalkan sebuah kotak berisi hati di meja kamar untuknya. Xiao Wei yang memang selalu pura-pura bersikap baik, menawarkan isi kotak itu—yang diklaimnya sebagai cemilan—kepada Xia Bing. Tapi, Xia Bing yang memang tidak suka pada Xiao Wei menolaknya dengan kasar. Usaha pembuktian mereka pun akhirnya gagal.

Disinilah dilema Peirong dimulai. Peirong juga sangat mencintai Wang Sheng, tapi setelah kedatangan Xiaowei ia yakin bahwa suaminya sudah tergoda dan jatuh cinta kepada Xiaowei. Naluri kewanitaannya yang mengetahui bahwa suaminya menyukai wanita lain. Peirong pernah meminta supaya Xiaowei dikeluarkan dari kediaman Jendral, tapi Wang Sheng menolak dengan alasan kasihan. Peirong pun pernah menanyakan langsung apakah suaminya itu mencintai Xiaowei, tapi jawaban Wang Sheng yang selalu mengalihkan pembicaraan tanpa menjawab pertanyaan Peirong semakin membuat wanita itu yakin bahwa suaminya benar telah jatuh cinta kepada Xiaowei.

Suatu malam, karena terbangun oleh mimpi buruk, Wang Sheng mendapati bayangan seseorang menyatroni rumahnya. Ia pun memburu bayangan itu hingga ke kamar Xiao Wei. Pembicaraan alot pun terjadi, dan permintaan-permintaan Xiao Wei yang menjadi istri muda juga ditolak tegas. Bahkan, setelah Xiao Wei menawarkan dirinya sebagai budak teman tidur pun, Wang Sheng tetap menolaknya.

Xiao Yi yang diam-diam menguping pun marah karena gadis-siluman yang ia sukai, yang sampai rela menjatuhkan harga dirinya, mendapat penolakan dari makhluk serendah manusia. Xiao Yi keluar dari persembunyiannya dan menyerang Wang Sheng. Tapi, usahanya itu dicegah oleh Xiao Wei. Xiao Yi yang memang hanya siluman kecil pun merasa kecut mendapat tatapan murka Xiao Wei. Tentara pun datang dan menyerbu kamar itu, tapi, lagi-lagi, Xiao Yi berhasil meloloskan diri setelah serangannya ke Pei Rong berhasil digagalkan oleh seorang tentara.

Wang Sheng yang melihat itu segera menyongsong istrinya untuk memastikan keadaannya. Tapi, tetap saja terlambat karena Pei Rong sempat melihat dari arah mana suaminya datang. Ia sempat melihat suaminya itu memeluk Xiao Wei. Memang Wang Sheng melakukan itu hanya sekadar untuk melindungi Xiao Wei, Tapi Pei Rong yang masih merasa cemburu mana peduli dengan itu. Sementara, Xiao Wei sendiri, yang melihat bagaimana buru-burunya Wang Sheng menghampiri Pei Rong merasa bahwa ia sudahlah kalah.


Di malam yang sama, setelah penyerangan itu, Xiao Wei menumpahkan kekesalannya kepada Xiao Yi. Dalam pertengkaran itu, Xiao Yi mengaku bahwa ia menyukai Xiao Wei dan ia tidak ingin Xiao Wei berlarut-larut dengan urusan manusia itu dan memintanya melanjutkan pertapaan. Tapi, Xiao Wei yang kalap malah mengusirnya. Xiao Yi yang marah dengan pilihan Xiao Wei pun balik mengancam soal bagaimana cara Xiao Wei mendapatkan hati setiap hari tanpa bantuannya. Tapi, tetap saja Xiao Wei menuruti amarah dalam dadanya.

Pei Rong yang sudah berdamai dengan dirinya sendiri datang ke kamar Xiao Wei untuk membicarakan kelanjutan hubungan mereka. Sebenarnya Pei Rong tampak sudah ikhlas dengan pilihan Xiao Wei sebagai istri kedua Tapi Xiao Wei yang masih menyimpan kemarahannya malah menunjukkan siapa dirinya sesungguhnya di hadapan Pei Rong. Titik yang menjadi kancing ritsleting itu rupanya disembunyikan Xiao Wei di bawah rambutnya yang lebat. Xiao Wei melepaskan kulitnya dan terlihatlah sosoknya yang nyata sebagai siluman.


Pei Rong menghampirinya dan rela memberikan status istri Jendral Sheng kepada Xiaowei asalkan Xiaowei berjanji untuk berhenti membunuh orang-orang yang tidak berdosa dan setia mendampingi Jendral Sheng sampai tua.


Sebagai gantinya, Peirong harus meminum racun yang membuat seluruh tubuhnya memutih bahkan rambutnya. Ketika ia keluar ruangan dalam keadaan seperti itu, semua orang histeris dan ia mengatakan bahwa dia lah selama ini iblis yang memakan jantung manusia, dialah pelakunya. Tentu saja pengakuan Peirong ini membuat kaget semua orang terutama suaminya.

Sayangnya, Xia Bing tidak punya penawar racun siluman. Ia hanya bisa memberikan gagasan meminta Xiao Wei bermurah hati menyembuhkannya. Tapi, tentu saja itu tidak mungkin terjadi. Maka, Pang Yong pun terpaksa kembali mengangkat golok jenderalnya untuk memaksa siluman rubah itu menurut. Tapi, para tentara berhasil mengejar mereka. Di belakang iring-iringan itu ada Xiao Wei yang mengawasi.


Wang Sheng meminta waktu pada anak buahnya untuk berbicara pada Pei Rong dan di situlah Pei Rong berpura-pura bahwa ia memang seekor siluman. Selama ini ialah yang telah menipu Wang Sheng dan karenanya ia minta suaminya itu untuk tidak memaafkannya. Tapi, yang mengejutkan, Wang Sheng malah berencana untuk mati bersama dengan istrinya itu. Xiao Wei yang mengawasi keadaan pasangan suami-istri itu cuma bisa terdiam.

Sebelum Wang Sheng bisa berbuat lebih jauh, Pei Rong malah bunuh diri dengan menggunakan belati di tangan Wang Sheng. Pang Yong yang geram melihat kejadian itu pun mengamuk dan menebaskan golok panjangnya kepada Xiao Wei. Golok yang disabet sekuat tenaga itu pun, sayangnya, tidak berhasil menebas Xiao Wei dengan sempurna. Tubuh siluman itu sangat keras. Golok itu hanya berhasil melukai kulit manusianya saja.

Semua yang melihat kejadian itu pun akhirnya sadar dan menyesali pilihan mereka yang awalnya ingin supaya Pei Rong dibunuh. Mereka yang merasa tertipu itu pun mengikuti Pang Yong menyerang Xiao Wei. Tapi, tidak satu pun senjata mereka bisa melukai siluman itu.


Xia Bing pun mengoleskan darahnya ke golok Pang Yong dan memintanya menyerang lagi. Senjata itu pun berhasil melukai Xiao Wei. Hanya saja, yang pada dasarnya adalah seorang siluman hebat, Xiao Wei berhasil menghentikan Pang Yong dan membunuh semua tentara di sana.

Wang Sheng yang menyaksikan pembantaian itu, maju dan menghadapi Xiao Wei yang bergeming di hadapannya. Wang Sheng setengah hati menusuk dada Xiao Wei sebelum berlutut dan meminta Xiao Wei menyembuhkan istrinya. Sebagai ganti, ia sudi menyerahkan dirinya pada Xiao Wei, tapi tidak dalam keadaan hidup, dan ia pun bunuh diri.

Xiao Wei yang sangat mencintai Wang Sheng pun buru-buru mengeluarkan inti energinya. Tapi, sebelum sempat menggunakannya, inti energi itu diambil oleh Xiao Yi. Dan kelanjutannya adalah pertarungan, seperti yang saya sebutkan di bagian awal. Xiao Yi mati dan setelah Xiao Wei menggunakan inti energinya untuk menghidupkan semua orang di tempat itu, ia pun ikut lenyap dari dunia.

Review Film Painted Skin

Sekilas di akhir film, setelah Wang Sheng dihidupkan kembali dan mendapati wajah pucat Xiao Wei menyambutnya, ia berusaha meraih ke wajah Xiao Wei yang tersenyum. Sentuhannya pun berakhir dengan moksanya Xiao Wei. Ini menunjukkan Wang Sheng dengan hati terdalamnya mencintai Xiao Wei

Painted Skin, menurut saya, pada dasarnya sama seperti cerita-cerita romantis pada umumnya. Seperti lagunya Fatin, Wang Sheng di situ hanya mencoba untuk bersetia. Padahal ia tahu bahwa apa yang dirasakannya kepada Xiao Wei memang adalah cinta yang sebenarnya. Sementara Pei Rong dan Xiao Wei sama-sama ingin mempertahankan laki-laki yang dicintai untuk diri sendiri. Pei Rong memulai itu, usaha menyingkirkan Xiao Wei, dengan meminta bantuan seorang pendeta yang, mungkin, kebetulan mengetahui kalau musuh Pei Rong adalah siluman. Sementara, Xiao Wei mencoba menyingkirkan Pei Rong dengan memberinya racun dan ancaman akan membunuh Wang Sheng.

Mungkin, jika bagian soal siluman dihilangkan, ketiganya bisa berakhir menjadi sebuah keluarga. Bukankah punya istri muda dalam kebudayaan mereka adalah yang wajar—tidak seperti pandangan monogami kaum feminis tentu saja.

Tidak peduli manusia ataupun siluman, asal ia perempuan dan jatuh cinta duluan kepada laki-laki, maka sudah pasti ia sial.

"Bila perempuan jatuh cinta duluan, pasti ia selalu sial."
—Di Sebuah Taman, Gao Xingjian (dimuat dalam Dijual: Keajaiban)

Entah itu hanya fomula film atau memang ada di kehidupan nyata—mungkin kita harus bertanya pada Impian Nopitasari untuk memastikannya. He he ....

Jatuh cinta ternyata memang semenyakitkan itu. Tapi, kabar baiknya, cinta ternyata tidak memiliki batasan. Bahkan, seekor siluman sehebat Xiao Wei pun tidak bisa berkutik setelah dihadapkan dengan yang namanya cinta. Hanya saja, rasa  ingin memiliki, klaim atas seorang yang dicintai itulah yang berbahaya. Rasa itu membuat orang ataupun siluman bisa melakukan apa saja, termasuk membunuh. Apakah membunuh siluman itu dibenarkan? Apakah perasaan yang dimiliki siluman itu hanya sekadar hasrat sesaat?

Pei Rong mengajarkan pada saya jika membunuh siluman—yang sedang jatuh cinta—itu, terlihat lebih kejam setelah benar-benar dipraktikkan. Sementara, Xiao Wei mengajarkan yang namanya pengorbanan tanpa batasan—supaya seorang yang dicintai bisa tetap hidup dan bahagia. Seandainya Xiao Wei hanya mengorbankan sesuatu yang kecil, mungkin, saya tidak akan terlalu berlarut memikirkan kisahnya. Sayangnya Xiao Wei mengorbankan ribuan tahun hasil pertapaannya, yang pastinya dilaluinya dengan penuh kesabaran dan kesendirian, dan jiwanya sendiri demi orang terkasih. Tegakah jika kemudian apa yang dilakukannya itu berakhir dengan tuduhan hanyalah sekadar menuruti hasrat?

Film yang banyak mendapatkan nominasi di berbagai penghargaan seperti Asian Film Award, berhasil memenangkan sinematografi terbaik di ajang Hongkong Film Award. Bahkan Kun Chen dan Vicki Zhao menyabet penghargaan sebagai aktor / aktris terbaik di dua ajang berbeda berkat perannya di film ini. Untuk seni beladiri aku merasa tidak ada yang spesial, karena porsi nya juga tidak terlalu banyak dan gerakannya juga tidak terlalu rumit. Sedangkan untuk kualitas gambar secara keseluruhan bagus, tapi yang menampilkan sosok asli siluman rubah aku merasa biasa saja, tidak terlalu bagus malah terkesan aneh. Karena bentuknya seperti gumpalan2 ulet yang menggeliat-geliat gitu tapi berbentuk tubuh manusia, jadi aku agak sedikit jijik dan ngeri melihatnya.

Untuk isi cerita, sebenarnya aku agak kurang setuju dengan sikap Peirong yang mengambil keputusan secara sepihak. Walaupun mungkin suaminya sudah tidak bisa diajak berdiskusi tapi dia lupa bahwa ia masih memiliki Yong dan Xia Bin yang bisa dibilang sekutunya, yang sama-sama percaya bahwa Xiaowei adalah seorang siluman. Mereka semua pasti akan mencari jalan keluar dimana Peirong tidak perlu melakukan pengorbanan seperti itu, tanpa harus membuat kesepakatan dengan seorang siluman.

Berikut trailer film Painted Skin (2008)


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages