Fahri Hamzah Sebut TKI Babu, Menteri Hanif: Saya Anak Babu
Jakarta – Pernyataan Fahri Hamzah kembali menuai kontroversi publik. Dalam salah satu cuitannya di media sosial Twitter, Wakil Ketua DPR itu menyebut tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri kebanyakan sebagai babu. "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan dan pekerja asing merajalela..." tulis Fahri Hamzah melalu akunnya, @fahrihamzah.
Nama politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pun melambung menjadi puncak percakapan netizen di linimassa.
Sontak, hal ini memancing beragam respon, tak terkecuali Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Melalui akun twitternya, Menteri Hanif membalas pernyataan Fahri Hamzah. Menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa ini mengungkapkan bahwa dirinya bangga menjadi anak dari seorang wanita yang bekerja sebagai TKI.
"Sy anak babu. Ibu sy bekerja mjd TKI scr terhormat. Tdk mengemis, tdk sakiti org, tdk curi uang rakyat. Saya bangga pd Ibu. #MaafkanFahriBu," kata Hanif dikutip dari akun twitternya MHD @hanifdhakiri, Selasa (24/1).
Meskipun tweet yang mengudara pukul 16.14 tersebut sudah dihapus, Namun cuitan ini terlanjur melukai hati banyak orang. Publik Twitter tidak berhenti melayangkan protes kepada Fahri Hamzah melalui akun @Fahrihamzah. Bahkan Direktur Migrant Care, Anis Hidayah menyindir lambannya kinerja DPR dalam memproses Rancangan Undang-Undang (RUU) TKI.
“Tidak ada yang mengemis, mereka bekerja sebagai PRT di luar negeri secara terhormat. Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010,” cuit Anis melalui akunnya @anishidayah.
"Pak @Fahrihamzah .. rasanya nggak cukup menghapus twit yang menghina buruh migran itu. Anda harus minta maaf kepada mereka. They deserve it," tulis ienas Tsuroiya @tsuroiya.
"Istilah mengemis itu bukan untuk semua mbak..saya tahu kasus buruh migran karena saya ketua TIMWAS TKI," jawab Fahri.
"Katanya dihapus ya pak @Fahrihamzah kenapa pak?" tanya M Ridwan @r1d_1. Mendengar pertanyaan ini Fahri mencoba menjelaskan, "ayo kita bahas," katanya.
No comments:
Post a Comment