Markas FPI jadi 'Fitsa Hats', ini penjelasan Google Indonesia - kompasianadetik

kompasianadetik

artikel dan berita hanya untukmu

Disponsori

Post Top Ad

Markas FPI jadi 'Fitsa Hats', ini penjelasan Google Indonesia

Share This

Markas FPI jadi 'Fitsa Hats', ini penjelasan Google Indonesia



Beberapa bulan lalu, warga Amerika Serikat heboh, nama gedung pencakar langit Donald Trump, yakni Trump Tower berubah menjadi Dumb Tower di Google Maps. Sontak Google pun disalahkan sembari meminta maaf, layanan ini mengembalikan ke nama semula.

Di Indonesia, Ada yang menarik saat mengetik kata 'Fitsa Hats' di Google Maps via ponsel, maka tanda akan berada di Markas FPI Pusat, Petamburan. Kata Fitsa Hats yang sempat viral itu berasal dari tulisan di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Sekjen DPP FPI DKI Jakarta, Novel Chaidir Hasan dalam kasus penistaan agama dengan tersangka Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Google Indonesia memang mengirimkan permohonan maafnya. "Ada kesalahan nama tempat yang muncul di Google Maps yang tidak seharusnya terjadi, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tim kami telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki isu ini," kata perwakilan Google Indonesia.

Dia mengatakan kumpulan data yang muncul di Google Maps datang dari berbagai sumber. Dalam data basemap Google, lanjut dia, untuk nama tempat, nama jalan dan lain-lain berasal dari kombinasi dari penyedia pihak ketiga, sumber data publik, dan kontribusi pengguna.

Seperti diketahui, layanan peta digital milik Google ini mendapatkan informasi mengenai landmark dari perusahaan pemetaan, TeleAtlas. Namun, sejak tahun 2011, update informasi bisa didapatkan oleh pengguna Google melalui Google Maps Maker.

Google Map Maker dapat diakses oleh siapa pun dengan akun Google dan dapat dibuka melalui semua jenis browser.

Google sendiri menyarankan kepada pengguna untuk menambahkan detail jalanan yang akan sangat membantu pengguna lainnya, seperti keterangan jalan satu arah, danau di dalam taman (yang selama ini hanya terlihat sebagai wilayah berwarna hijau), dan lain sebagainya. Pengguna juga bisa menambahkan tempat, seperti toko-toko yang baru dibangun dan tempat publik lainnya.

Selain menambahkan tempat-tempat baru dan detail, pengguna juga dapat mengoreksi keterangan atau informasi yang telah ditambahkan oleh pengguna lainnya jika informasi tersebut memang dirasa kurang tepat.

Akan tetapi, Google sebelum akan meninjau ulang sebelum update terbaru itu benar-benar dipublikasi.

Nah, dari aplikasi Google Maps Maker itulah, perubahan nama bisa terjadi.

Bila DPP FPI berubah menjadi DPP Fitsa Hats, memang di sini ada kelalaian Google karena membiarkan masukan iseng dari pengguna peta digital itu berhasil diloloskan.

Yah kelalaian ini masih bisa dimaafkan, karena di negara asalnya saja, Trump bisa berubah menjadi Dumb.

Google Indonesia sendiri mengakui, meski laporan pengguna membuat penamaan lokasi di Google Maps menjadi lebih cepat, terkadang hal tersebut sering disalahgunakan oleh pengguna. Terlebih jika banyak orang yang melaporkan tempat dengan nama tertentu.

"Secara keseluruhan ini memberikan kami data yang komprehensif dan up-to-date, namun kami menyadari adanya kemungkinan untuk munculnya inakurasi dari sumber-sumber ini. Kami memperbarui data kami secara reguler, namun waktu yang dibutuhkan bervariasi. Inilah mengapa kami mempunyai tool yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk mempercepat proses," jelas perwakilan dari Google Indonesia.

Pihak perwakilan dari Google Indonesia juga mendorong pengguna untuk melaporkan sesuatu yang tidak akurat lewat tool 'Send feedback' (Kirim masukan) yang ada di pojok kiri bawah di aplikasi Google Maps, atau di pojok kanan bawah jika Anda menggunakan Google Maps di desktop. Kemudian klik 'Report a data problem'.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages