Kasihan, Demi Jenazah Mertua Bisa Disalatkan, Warga Kebayoran Ini Dipaksa Pilih Anies - kompasianadetik

kompasianadetik

artikel dan berita hanya untukmu

Disponsori

Post Top Ad

Kasihan, Demi Jenazah Mertua Bisa Disalatkan, Warga Kebayoran Ini Dipaksa Pilih Anies

Share This

Kasihan, Demi Jenazah Mertua Bisa Disalatkan, Warga Kebayoran Ini Dipaksa Pilih Anies


Warga RT 05/02 Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Bernama Yoyo Sudaryo (56) mengaku terpaksa menandatangani surat pernyataan agar memilih paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada hari pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran dua yang akan datang.

Hal itu dikarenakan Yoyo yang ingin mensalatkan jenazah mertuanya, Siti Rohbaniah (80) oleh salah satu pengurus masjid lokasi Pondok Pinang. Yoyo dan keluarganya dituding mendukung paslon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Saat ditemui wartawan, Yoyo pun bercerita, pada Rabu (8/3/2017) malam sang ibu mertua meninggal dunia karena sakit.

Jenazah baru disalatkan Kamis (9/3/2017) siang setelah Yoyo terpaksa menandatangani surat pernyataan yang disodorkan Ketua RT 05 Makmun Ahyar.

Itu pun setelah jenazah terbengkalai sekitar satu jam.

"Rabu malam, saya punya ibu (mertua) meninggal, lalu saya lapor ke tetangga, ke Ketua RT. Awalnya nggak ada masalah yang buat saya bimbang. Ketua RT-nya juga kenal saya dengan baik," ujar Yoyo di rumahnya, Jumat (10/3/2017).

"Kamis pagi, udah rapi mau dikafani, dimandiin, nggak ada masalah. Siangnya, pas mau disalatin saya disuruh tanda tangan, yang bikin tulisannya Pak RT. Isinya bahwa saya berjanji akan mendukung pasangan Anies-Sandi di putaran dua nanti. Ada meterainya juga," beber Yoyo.

Yoyo mengatakan, surat pernyataan tersebut tidak diketik, melainkan hanya berupa tulisan tangan di atas selembar kertas.

Karena Yoyo merasa tidak tega jenazah ibu mertuanya terbengkalai, dia pun akhirnya menandatangani materai di atas kertas tersebut.

"Awalnya sih, saya nggak curiga, lagi kesusahan nggak nyangka nggak mau disalatin. Menurut saya mau pilih siapa itu urusan saya sama Tuhan. Tapi yang penting ibu saya disalatin," Jelas Yoyo.

Beberapa saat, setelah Yoyo membubuhkan tandatangannya, barulah jenazah ibu mertuanya disalatkan dan akhirnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir.

Yoyo mengungkapkan, sebenarnya dia dan keluarganya tidak pernah mengungkap akan memilih paslon yang mana. Bahkan sang ibu mertua tidak ikut memilih pada putaran pertama pada 15 Februari lalu karena sudah uzur.

Ia melanjutkan bahwa dari dulu siapapun gubernurnya ia tidak pernah ikut, apalagi nempel poster juga enggak. Ia juga selalu menolak jika ada poster pasangan calon manapun di rumahnya. Sampai sekarang ia masih heran kenapa bisa dipaksa begini.

Sementara itu, Kapolsek Metro Kebayoran Lama, Komisaris Ardi Rahananta mengatakan, kedatangan pihaknya untuk memastikan tidak ada ancaman keamanan bagi keluarga tersebut.

"Kami ingin memastikan keamanan warga sekaligus mediasi agar masalah itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kami akan turunkan petugas untuk memantau agar jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," ujar Ardi.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages