Sinopsis Film V for Vendetta (2006)
Film yg di sutradai oleh James McTeigue dan diproduksi oleh Joel Silver & Wachowski bersaudara (Andy Wachowski dan Larry Wachowski)
"V for Vendetta" yang berdurasi 2 jam lebih, akan membawa Anda berpikir lebih dalam tentang arti sebuah kemerdekaan berbangsa dan bernegara. Tapi jangan keburu menyimpulkan bahwa film ini akan membuat kening berkerut. Kepiawaian sutradara James McTeigue dan penulis naskah Wachowski Brothers (yang berkolaborasi dalam "Matrix Trilogy") akan membuat Anda semakin penasaran mengikuti setiap plot ceritanya.
Film ini menceritakan, tentang seseorang yg menyebut dan memperkenalkan dirinya sebagai 'V' yg berjuang mencoba menghancurkan rezim pemerintahan otoriter di Inggris.
V for Vendetta mengambil latar belakang di Inggris di era masa depan ketika berada di bawah kepemimpinan rezim yang totaliter. Hal ini bermula sesaat pasca-perang dunia yang meluluh lantakkan dunia. Kekacauan terjadi dimana-mana, selain itu kelaparan, penyakit dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini akhirnya yang menjadi pembenaran bagi seorang politikus yang ambisius untuk meraih kekuasaannya dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua dikontrol oleh negara, tak ada kebebasan bagi rakyat, bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi berbeda. Dan juga diberlakukan-nya jam malam yg berarti tidak ada yg boleh keluar setelah memasuki jam malam. Bahkan memeluk agama lain selain satu agama yang 'di ijinkan' oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah kejahatan. Di salah satu scene, dikisahkan seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki Al-Qur’an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.
Seseorang yang menyebut dirinya V (Hugo Weaving), yang selalu mengenakan kostum dan topeng ala Guy Fawkes mulai melancarkan teror kepada pemerintah sekaligus berpropaganda mengingatkan rakyatnya untuk melawan.
Pada malam di mana ia bertemu Evey (Natalie Portman), seorang pegawai stasiun televisi yang melanggar jam malam, V melakukan terornya yang pertama, meledakkan pengadilan kriminal London, Old Baley. V lalu memberikan ancamannya untuk meledakkan gedung parlemen Inggris yang terkenal dengan Big Ben-nya itu pada malam tanggal 5 November, seperti yang direncanakan Guy Fawkes berabad2 sebelumnya. Itu berarti para Fingerman, polisi khusus bentukan rezim yang dipimpin Finch (Stephen Rea), punya waktu hampir setahun untuk menangkap V.
Sementara itu V pun punya misi pribadi, membalas dendam kepada sejumlah orang dari masa lalunya. Vendetta, revenge. Evey yang orangtuanya menjadi korban pemusnahan penguasa juga mendapatkan kesempatan untuk membalaskan dendamnya sendiri. Bahkan pada akhirnya ia menjadi tangan kanan sekaligus penerus perjuangan V.
V berjuang untuk revolusi, mengembalikan demokrasi. Anarkis, tapi somehow secara puitis dan romantis.
V menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang tidak dapat ditudingkan begitu saja pada para birokrat dan politisi, karena bagaimanapun juga, para penguasa fasis tersebut bisa berada di kekuasaannya karena publik membiarkannya. Dalam satu episode, V mengatakan pada publik melalui televisi (dengan channel VTV) bahwa, “untuk mengetahui siapa yang bersalah atas semua yang terjadi, mari kita menatap cermin.”
Maka aksi V yang dimulai pada tanggal 5 November dimulai.
Tanggal 5 November merupakan hari yang bersejarah, V memilih tanggal ini untuk ditunjukkan sebagai peringatan Guy Fawkes saat meledakkan gedung parlemen Inggris yang gagal pada abad 16. Ini adalah kisah nyata.
Behind this mask there is more than just flesh. Beneath this mask there is an idea, and ideas are bulletproof.
"Di balik topeng ini tidak hanya sekadar daging, di bawah topeng ini ada sebuah ide, dan ide-ide tersebut antipeluru," kata tersebut dikatakan sosok V, ketika berhadapan regu tembak Menteri Pertahanan Creedy.
Satu persatu, politikus yang dianggap bersalah menemui ajalnya. V, dibantu oleh Evey (Natalie Portman) hingga rencana pemberontakannya dalam kurun waktu satu tahun mendapatkan hasil, meruntuhkan kekuasaan fasis.
Kontroversi
Film ini dilarang beredar di banyak negara karena kandungannya yang dianggap sangat berbahaya dan mampu mencuci otak seseorang secara cukup instan. Italia adalah salah satu negara yang melarang beredarnya film ini di negaranya. Untungnya kita sudah tidak berada di zaman Orde Baru lagi, jika iya, gw yakin film dan buku V for Vendetta nggak akan pernah terdengar di Indonesia.
Berikut trailer film V for Vendetta
No comments:
Post a Comment