Anak Self-Critical Disebabkan Oleh Orangtua yang Seperti Ini - kompasianadetik

kompasianadetik

artikel dan berita hanya untukmu

Disponsori

Post Top Ad

Anak Self-Critical Disebabkan Oleh Orangtua yang Seperti Ini

Share This

Anak Self-Critical Disebabkan Oleh Orangtua yang Seperti Ini

Orang tua intrusif cenderung menimbulkan anak-anak yang sangat self-critical (mengkritik diri sendiri), penelitian membuktikannya.

Memaksa anak-anak terlalu jauh dan terlalu berlebihan kepada kesalahan mereka membuat mereka menjadi perfeksionis yang terus mengkritik diri mereka sendiri.

Mengkritik diri sendiri (self-critical) dikaitkan dengan peningkatan depresi dan kecemasan kemudian.

Dr Ryan Hong, yang memimpin penelitian, menjelaskan:

"ketika orang tua menjadi intrusif dalam keseharian anak-anak mereka, itu memberi isyarat kepada anak-anak bahwa apa yang mereka lakukan tidak pernah cukup bagus.

Hasilnya, anak menjadi takut membuat sedikit kesalahan dan akan menyalah diri mereka karena tidak sempurna.

Dalam waktu yang lama, perilaku yang seperti itu, dikenal dengan sebutan perfeksionis maladaptif (perfektionis karena tuntutan lingkungan), mungkin mengganggu kesejahteraan anak seperti meningkatkan resiko menimbulkan gejala depresi, kecemasan dan bahkan bunuh diri dalam kasus yang lebih serius."

Penelitian ini melibatkan anak sekolah dasar di Singapore dalam periode lebih dari 5 tahun.

Pada awal penelitian, diberikan sebuah puzzle kepada anak-anak untuk mengetes intrusifitas orang tuanya.

Semakin orang tua mengekang usaha anak-anak, semakin mereka dinilai intrusif.

Dr Hong mengatakan:

"Penemuan kami menunjukkan bahwa dalam masyarakat yang menekankan kesempurnaan akademis, dimana situasi di Singapore, orang tua mungkin secara tidak realistis berharap tinggi pada anak-anak mereka.

Sebagai hasilnya, bagian yang cukup besar dari anak-anak mungkin menjadi takut untuk membuat kesalahan.

Juga, karena mereka harus menjadi sempurna, mereka bisa menjadi segan untuk mengakui kegagalan dan kekurangan dan mencari bantuan jika membutuhkan, lebih lagi memperburuk resiko mereka mendapat masalah emosional."

Caranya adalah dengan mendorong anak-anak untuk belajar dari kesalahan mereka, daripada menggunakan terlalu banyak tekanan kepada mereka.

Dr Hong menasehati:

"Satu langkah kecil yang bisa dipraktekkan mungkin dengan cara menanyakan anak kita tentang kemampuan akademis mereka.

Contohnya, bukannya menanyakan, "Apakah kamu mendapatkan nilai penuh dalam tes kamu?, orang tua dapat bertanya, "bagaimana dengan tes kamu?."

Pertanyaan sebelumnya menyampaikan sebuah pesan kepada anak bahwa dia diharapkan mendapatkan nilai penuh dalam tes sedangkan pertanyaan kedua tidak menyampaikan pesan yang seperti itu,"

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages