Hidupmu Pun Berharga Jika Tidak Iri dan Minder dengan Hidup Orang Lain - kompasianadetik

kompasianadetik

artikel dan berita hanya untukmu

Disponsori

Post Top Ad

Hidupmu Pun Berharga Jika Tidak Iri dan Minder dengan Hidup Orang Lain

Share This

Hidupmu Pun Berharga Jika Tidak Iri dan Minder dengan Hidup Orang Lain


Mengejutkan fakta bahwa kita mudah sekali merasa iri. Melihat teman posting foto-foto travelling di media sosial, lantas kita iri buta karena merasa hidupnya sempurna. Melihat pasangan muda, sama-sama cantik dan tampan, berasal dari keluarga kaya dang masing-masing punya karier yang cemerlang, lantas kita putuskan bahwa mereka adalah relationship goals bersama. Di saat yang sama, momen reunian dengan teman lama menjadi hal yang menakutkan. Sebab kamu merasa hidupmu tidak ada yang membanggakan.

Kita terlalu sering melihat hidup orang lain yang sempurna dan mendambakan hidup yang sama. Kemudian kita membanding-bandingkan hidup kita sendiri dengan kehidupan mereka yang terlihat sempurna. Terinspirasi sih boleh aja, namun tidak ada alasan untuk terus-terusan membandingkan diri kita dengan orang lain.

Kita tidak pernah tau hidup orang lain. Sebenarnya kita terlalu cepat menilai hidupnya yang terlihat sempurna pasti lebih bahagia.

Apa yang terlihat di mata orang belum tentu menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi. Sering posting foto kemesraan di media sosial, belum tentu tidak pernah bertengkar selama menjalin hubungan. Orang yang menjalani profesi travel blogger yang begitu membuat orang lain iri belum tentu tidak mengalami stres sehari-hari yang bahkan tingkat stres nya lebih dari kita. Atau yang punya karier mapan dan pendapatan besar juga ingin menempuh karier yang menjadi passionnya namun belum cukup nyali. Dan bisa juga yang selalu tertawa dan memasang wajah ceria juga belum tentu benar-benar bahagia di dalam hatinya. Kita tidak pernah tau bagaimana hidup orang lain yang sebenarnya, sia-sia bila kita sibuk membandingkan diri dengannya.

Dia yang bergelimang harta, dari ujung rambut hingga ujung kaki dipenuhi merek ternama yang harganya berjuta-juta, belum tentu hidupnya lebih bahagia daripada yang lain. Sementara kamu yang hanya karyawan biasa, belum tentu juga hidupnya lebih mengenaskan daripada yang lain. Kamu mungkin harus bekerja keras 22 hari sebulan demi gaji yang hanya cukup untuk makan dan harus berpuas diri dengan hiburan-hiburan murah. Tapi kamu juga adalah orang yang bisa benar-benar merasa bahagia hanya karena bisa bercengkrama dengan keluarga di akhir pekan.

Bahagia memang adalah soal pilihan persepsi kita tentang kehidupan. Sebab dia yang hidup sedikit kurang tapi sudah merasa berkecukupan tentu lebih nyaman daripada dia yang bergelimang harta tapi masih saja merasa kurang uang.

Selain itu, membandingkan diri dengan orang lain tak akan membuatmu hidupmu lebih baik. Justru bisa mengikis seluruh rasa percaya diri.

Tidak ada yang kamu perbaiki dengan memperbandingkan diri sendiri dengan orang lain. Justru barangkali itulah yang membuat hidupmu terasa lebih berat, sebab kamu sibuk memakai standar orang lain untuk menilai hidupmu sendiri. Keberhasilan orang lain yang seharusnya bisa menginspirasi justru sedikit demi sedikit mengikis rasa percaya diri. Selanjutnya gagap dalam melangkah, takut gagal dan tidak sehebat orang-orang di luar sana.

Jangan hanya menengok ke atas, sesekali lihatlah ke bawah. Mari belajar mensyukuri apa yang sudah dimiliki

Kamu yang karyawan biasa yang berangkat pagi pulang malam sibuk merasa iri pada orang-orang yang tak harus kerja keras tapi penghasilan milyaran, sampai lupa bahwa ada orang lain di luar sana yang setelah bangun tidur sibuk memikirkan akan melamar kerja di mana. Jangan melulu melihat ke atas, sesekali lihat ke bawah. Kamu akan menyadari, betapa beruntungnya dirimu.

Fokus saja pada hidupmu. Jadilah yang terbaik versimu, dan tak perlu mendengarkan orang-orang di sekitarmu

Bila merasa ada yang salah dengan hidupmu, maka perbaikilah. Bila merasa pencapaianmu masih begini-begini saja padahal waktu terus berjalan, maka kejarlah cita-cita. Bila merasa kamu salah jalan dan harusnya bergelut di bidang lain yang lebih mencerminkan dirimu, maka cobalah. Kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk bisa bahagia. Sibukkan diri dengan fokus untuk memperbaiki diri, sehingga kamu bisa menjadi yang terbaik versimu.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages